Persepsi Terbatas Agama

Pada akhirnya, mereka yang beragama hanya mau menerima realita yang sesuai dengan ekspektasi agamis mereka.

Dan mereka akan menolak realitas yang tidak sesuai dengan ekspektasi agama Islam mereka.

Bagi mereka segala hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka adalah salah dan harus dieliminasi.

Karena itulah, kupikir umat beragama akan selalu berkubang dalam realitas yang terbatas, dalam persepsi yang terbatas.

Dan , mungkin itu pula yang aku persepsikan sebagai munafik. Bukan, bukan munafik dalam arti pura-pura baik padahal jahat. Tetapi munafik dalam hal memandang realita.

Dan aku muak, muak dengan kemunafikan dalam bentuk apapun.

Review Debat Presiden 12.12.23 – Sesi Pertanyaan 1

Sesi Pertanyaan 1 – Bidang HAM (Hak Asasi Manusia):

Beberapa tahun terakhir, tren kekerasan meningkat di Papua. Sementara, masalah keadilan dan HAM masih belum terselesaikan sehingga konflik terus berlanjut. Apa strategi yang anda akan siapkan untuk menyelesaikan masalah HAM dan konflik di Papua secara komprehensif?

Jawaban Prabowo:

Yang saya tangkap terkait langkah tindak lanjut ini yakni: penegakan hukum, memperkuat aparat, dan mempercepat pembangunan ekonomi. Selain itu, Pak Prabowo juga menyebutkan mengenai “kekuatan tertentu yang ingin Indonesia mengalami disintegrasi dan pecah.” Beliau juga memuji progress yang telah dilakukan Jokowi dalam masa pemerintahannya. Sehingga, ia bermaksud akan melanjutkan hal ini. Target dari ini yaitu kemajuan ekonomi, sosial, dan services (pelayanan) yang terbaik untuk seluruh rakyat Papua.

Saya mengira bahwa langkah pertama dan kedua yang disebutkan oleh Pak Prabowo berarti menggunakan kekuatan militer dalam penanganan konflik dan masalah HAM di Papua. Akan tetapi, yang disorot sebagai pelaku pelanggaran HAM di Papua tidak hanya berasal dari kelompok separatis di Papua, tetapi juga pihak-pihak dari Pemerintah Indonesia sendiri.

Lanjutkan membaca “Review Debat Presiden 12.12.23 – Sesi Pertanyaan 1”

Review Debat Presiden 12.12.23- Pemaparan Visi-Misi

Anies Baswedan

Masalah yang diangkat sangat spesifik. Bagus dalam mengangkat kasus-kasus yang dapat memantik emosi audiens. Penyampaian tenang. Tapi sayang terdapat misinformasi mengenai Harun al-Rasyid sebagai pendukung Prabowo yang belum terkonfirmasi. Meski begitu, riil-nya memang ada korban-korban lain yg tampaknya memang sengaja datang dalam unjuk rasa tersebut sebagai pendukung Prabowo. Tetapi, saya kira mas Anies masih berhutang klarifikasi terkait pernyataannya yang kurang tepat.

Lanjutkan membaca “Review Debat Presiden 12.12.23- Pemaparan Visi-Misi”

Forgiving #1

A friend asked me about what an apology – forgiving (both have same meaning in Indonesian, I wasn’t sure which one she was referring to)

Then, I came to realize I don’t really know how it feels “to forgive” someone

As I discuss it with my S.O. and have internal dialogue with myself… I found a clue:

“I know for sure that when I forgive someone means that I no longer feeling anger towards that person…and consequently the pain too…?”

I am not sure yet about the pain. But, the anger is certainly gone

So, forgiving means to let go the anger?

Is that all….? Is it that simple? Like, really…?

But then, how is it related to the other person? Why do we have to ask a person to not angry to us while it’s fully their right and natural response to process? 🤔

Why do we have to apologize? What is it mean? For what purpose? For whom?

Can we let go the anger yet still not “forgiving” that person? I mean by forgiving here is more like feel completely good about that person and engage like usual?

What happen if we don’t forgive someone? We tend to avoid the person? And that person has limited access to us?

Why is it important for the person or ourselves to forgive that person?

So that person can interact and “access” us the way he/she used to be? To free that person fron guilts?

So that we can free ourselves from anger?

Freeze Trauma Response #2 Inner “Enlightment”

I read about freeze trauma response on this article. It has a very detailed explanation about freeze trauma response, as well as how to deal with it especially for a counselor, I think.

I cried and a bit shivering reading it as the description was triggering the trauma response.

However, as I take a break and continue reading it, I hear a voice and images in my mind. It is my own wish when I was deep in freeze mode.

Lanjutkan membaca “Freeze Trauma Response #2 Inner “Enlightment””